MENJAGA ASET EMAS HIJAU KITA
Budidaya
tanaman perkebunan sampai saat ini masih menggiurkan, karena hasilnya
yang bernilai ekonomi tinggi. Meski begitu, hendaknya pekebun tidak
terlena, dan tetap berperilaku layaknya seorang “konsultan” bagi kebun
sendiri. Gejala kekuningan/bintik2 kuning pada daun, bunga yang tak
kunjung muncul, atau pelepah yang mulai mengering adalah salah satu cara
tanaman berbicara pada kita. Disamping serangan jamur yang menggagalkan
pembentukan buah, belum lagi serangan hama-hama lain yang juga turut
berpartisipasi negatif bagi mutu dan kelangsungan produktifitas tanaman.
Adapun
gejala umum setelah panen raya biasanya terkurasnya unsur2 hara tanah
terutama Kalium yang diperparah dengan curah hujan tinggi mengakibatkan
gejala daun berbintik kuning dan lambat laun mengering dan patah. Untuk
itu bisa segera dilakukan pemupukan dolomite/pengaturan yang dilanjutkan
dengan pemberian KCL atau KNO3. Untuk gejala tersebut pemupukan akan
lebih baik lagi jika dilengkapi SUPERNASA dengan kebutuhan 5-6 kg/ha.
Curah hujan sepanjang tahun iniserta kelembaban yang tinggi memacu
munculnya serangan marasmius di ujung batang dan buah. Penanggulangannya
perlu segera dilakukan penunasan/pruning dengan tetap mengacu pada umur
tanaman. Dalam hal jumlah daun yang disisakan di pokok sehingga sinar
matahari dapat menembus kebawah dan meningkatkan suhu mikro. Sedangkan
terlambat berbuah adalah suatu gejala yang terjadi pada tanaman yang
salah satunya akibat terlambat mendapatkan energy pengganti setelah
terkuras dalam memproduksi buah. Untuk hal terakhir ini, penggunaan POWER NUTRITION
secara rutin 4 bulan sekali dengan kebutuhan 5-6 kg/ha memberikan hasil
yang menggembirakan. Karena memberikan “tenaga ekstra”hingga mampu
mempertahankan kelangsungan berproduksi meskipun dalam kondisi iklim
yang kurang mendukung (semisal kemarau panjang).
Di
samping ketiga hal penting di atas ada satu hal lain yang juga tak
kalah penting menyangkut serangan hama ulat api yang biasanya muncul
ketika musim panas dimulai. Tingkat kerugian oleh sebab hama ini sangat
besar, karena serangan parah akan mengakibatkan tanaman kehilangan daun
dan fotosintesis tanaman terganggu sehingga akan menurunkan produksi
hingga gagal panen. Problem ini patut diperhatikan dengan cara
monitoring atau sensus ulat api sebelum kondisi makin parah. Penggunaan
bahan kimia pengendali ulat api yang tidak bijaksana justru akan
menimbulkan masalah baru diwaktu–waktu yang akan datang akibat kekebalan
hama ataupun karena musnahnya musuh alami. Untuk tanaman karet selain
pemupukan secara teratur dan berimbang, perlu juga diantisipasi serangan
jamur akar putih terutama untuk tanaman tua atau lahan tanam ulang
baru.
Sangat dianjurkan penggunaan GLIO untuk mengurangi resiko dari serangan penyakit yang sangat berbahaya ini, yaitu dengan cara pengocoran GLIO pada daerah perakaran. Untuk tanaman yang belum menghasilkan umur 1–3 tahun (TBM 1–3) dengan takaran 1 pak GLIO untuk 25-50 pokok tiap 6 bulan sekali, sedang untuk selanjutnya cukup 1 kali setahun.
No comments:
Post a Comment